Beranda | Artikel
Keringanan Berdzikir Kepada Allah Bagi Wanita Haid
Rabu, 25 Februari 2004

KERINGANAN BERDZIKIR KEPADA ALLAH BAGI WANITA HAID

Oleh
Amr bin Abdul Mun’im Salim

Zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala merupakan suatu kewajiban bagi setiap Muslim dan Muslimah. Sebagaimana yang difirmankan Allah Azza wa Jalla.

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Karena itu, berdzikirlah (ingat) kalian kepada-Ku niscaya Aku akan ingat kepada kalian, dan bersyukurlah kepadaku, dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku“. [Al-Baqarah/2 : 152]

وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ

Dan sesungguhnya berdzikir (mengingat) Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain)“. [Al-Ankabut/29 : 45]

Dalam mengisahkan Yunus ‘Alaihi al-Salam, Dia berfirman.

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

Maka kalau sekiranya dia (Yunus) tidak termasuk orang-orang yang banyak berdzikir kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di dalam perut ikan itu sampai hari berbangkit“. [As-Shaffat/37 : 143-144]

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

مَشَلُ الَّذِيْ يَذْكُرُ رَبَّهُ وَالَّذِ ى لاَ يَذْكُرُ مِثْلُ الْحَىِّ وَالْمَيِّتِ

Perumpamaan orang yang berdzikir kepada Rabbnya dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang hidup dan orang mati“. [Diriwayatkan oleh Muttafaqun ‘alaih dari hadits Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu].

Diantara bentuk kemurahan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap kaum wanita adalah memberikan keringanan kepada kaum wanita untuk berdzikir kepada-Nya selama menjalani masa haid, meski pada saat itu mereka tidak boleh mengerjakan shalat dan puasa.

Ummu Athiyah Radhiyallahu ‘anha menceritakan.

كُنْا نُؤْمَرُ بِالخُرُوْجِ فِى الْعِيْدَيْنِ، وَالْمُخْبَأَةُ وَالْبِكْرُ قَالَتْ : الْحَيَّضُ يَخْرُجْنَ فَيَكُنْ خَلْفَ النَّاسِ، يُكَبِّرنَ مَعَ النَّسِ

Kami diperintahkan keluar pada hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, juga wanita pingitan dan gadis. ‘Wanita-wanita haid keluar rumah dan menempati posisi di belakang jama’ah yang mengerjakan shalat, dan bertakbir bersama-sama mereka’, Lanjut Ummu Athiyyah“. (Hadits Riwayat Muttafaqun ‘alaih).

Imam Nawawi Rahimahullah juga mengatakan.
“Ucapan Ummu Athiyyah, ‘Wanita-wanita haid itu bertakbir bersama jama’ah menunjukkan dibolehkannya zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi wanita haid dan wanita sedang junub. Yang diharamkan baginya adalah membaca Al-Qur’an.

[Disalin dari buku Tsalatsuna Rukhshatan Syar’iyyan Li Al-Nisa’. Edisi bahasa Indonesia 30 Keringanan Bagi Wanita. Penulis Amr bin Abdul Mun’im Salim, Penerjemah M. Abdul Ghoffar E.M. Penerbit Pustaka Azzam – Jakarta. November 1997]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/291-keringanan-berdzikir-kepada-allah-bagi-wanita-haid.html